Archive for September 2009

“Klaim” Budaya Itu, Sekali Lagi

16 September 2009

Supaya tidak terjebak dalam siklus kata-kata yang tidak produktif, kasus ”klaim tari pendet oleh Malaysia” ada baiknya mengklarifikasi satu hal: klaim yang diributkan itu sebenarnya tidak ada.

Promo wisata Malaysia yang dibuat Discovery Channel tidak menyebutkan ikon-ikon budaya Indonesia yang ditampilkan sebagai milik, karya cipta, atau hak budaya mereka. Hal itu hanya dilakukan untuk kepentingan komersial/bisnis. (more…)

Pameran Pusaka Bersama

12 September 2009

Tiba-tiba, secara kolektif kita merasa memiliki pusaka (heritage). Namun, mengapa kita ingat bahwa kita punya pusaka hanya ketika tetangga kita ”memamerkan” pusaka mereka yang mirip dengan punya kita? Mengapa bila tetangga kita diam-diam saja kita tidak pernah sadar bahwa sesungguhnyalah kita punya sangat banyak pusaka?

Barangkali, itulah justru masalah kita. Kita marah karena rendang daging dinyatakan sebagai masakan khas dari Pahang. Don’t play-play, rendang khas Minang adalah pusaka kuliner kita, lho! (more…)

Pelantikan

12 September 2009

Kata dasar pelantikan adalah lantik, berakar pada bahasa Melayu bermakna ’bengkok’ alias ’tidak lurus’. Entah bagaimana kemudian peran kata lantik berkembang menjadi dasar kata kerja melantik dan kata benda pelantikan yang maknanya bergeser ke bentuk perilaku ritual. (more…)

Sesama Penyolong Jangan Saling Mendahului

6 September 2009

Kompas ikut membikin ramai klaim-klaiman Indonesia terhadap Malaysia, mencantumkan judul lagu ”Terang Bulan” sebagai ciptaan orang Indonesia.

Sebelumnya beberapa brodkas TV stel yakin mencocokkan lagu kebangsaan Malaysia ”Negaraku” dengan lagu ”Terang Bulan”. Malahan seseorang yang mengaku anak Sjaiful Bachri, pemusik Indonesia yang pernah ”lari” ke Malaysia, sebagai pencipta ”Terang Bulan”. (more…)

Patok-Duga Pendidikan

3 September 2009

Perjalanan panjang dunia pendidikan Indonesia sebaiknya segera direnungkan ulang, menggunakan filsafat pendidikan yang selalu mempertanyakan hakikat pendidikan itu sendiri.

Apabila pada abad ke-19, terutama pascarevolusi Perancis, muncul masalah nasionalisme karena lahirnya negara-negara baru, amatlah beralasan kalau sejak saat itu hakikat pendidikan terkait kuat dengan nasionalisme itu. (more…)