Pupuk WSF, Pupuk Ajaib “Republik Mimpi”?

oleh: Iswandi Anas

Akhir-akhir ini berbagai pihak disibukkan oleh “temuan” water stimulating feed oleh Raden Umar Hasan Saputra. Temuan WSF yang juga dikenal sebagai Nutrisi Saputra ini didukung penuh oleh Bapak Ir Ciputra dan Prof Dr Ir Roy Sembel.

Berbagai pihak juga disibukkan oleh temuan ini antara lain para petani di berbagai daerah, beberapa perkebunan besar, para peneliti pertanian dan perguruan tinggi. Bahkan, Presiden Yudhoyono pun meluangkan waktu menerima Saputra dan Ciputra, Rabu (6/9), dan menyebut Saputra layak dinominasikan untuk memenangi hadiah Nobel!

Tentu semua pihak “seharusnya” menerima “temuan” yang spektakuler ini dengan sukacita dan bangga bila hal ini benar dan telah dibuktikan secara ilmiah. Kontroversi impor beras, kegagalan panen di berbagai daerah, kelangkaan pupuk, dan persoalan pertanian lainnya tentu akan teratasi dengan temuan WSF ini. Namun kenyataannya, temuan ini sendiri amat kontroversial.

Nutrisi esensial

Seperti diuraikan oleh Saputra, WSF adalah teknologi pembentukan nutrisi esensial berupa tepung dan cairan. Tepung sebagai sumber N, P, K, Ca , Mg, dan trace mineral, sedangkan cairan adalah sebagai precursor nutrisi esensial yang bahan bakunya dari tepung jagung. Namun, penemunya tak bersedia menjelaskan lebih lanjut tentang WSF ini karena alasan paten. Temuan ini, menurut Saputra, sudah dipatenkan di sembilan negara. Negara mana saja, tidak dijelaskan oleh yang bersangkutan.

Prof Sembel yang didampingi Saputra menjelaskan manfaat WSF sebagai berikut.

  1. Meningkatkan produksi padi sekitar dua kali lipat (4 ton menjadi 8-9 ton per ha).
  2. Menurunkan jumlah pupuk dan pestisida sampai 50 persen atau lebih.
  3. Memperpendek umur panen 10-15 hari.
  4. Menurunkan biaya produksi padi sebesar 30 persen.
  5. Penghematan air karena tanaman padi cukup diairi sekali 15 hari.
  6. Biaya pengangkutan pupuk berkurang.
  7. Meningkatkan kualitas beras (beras patah turun dari 10-20 persen menjadi 5 persen).
  8. Rendemen dari padi menjadi beras meningkat dari 62 persen menjadi 75 persen.

Lebih menarik lagi, menurut Prof Sembel, WSF dapat digunakan untuk tanaman apa saja bukan hanya untuk padi. Dengan demikian, pupuk ini “benar-benar menakjubkan”. Namun, sayangnya, data ilmiah mengenai hal ini tidak ada.

Ir Ciputra meminta IPB melalui Wakil Rektor IV IPB Dr Asep Saefuddin memberikan masukan terhadap demplot penggunaan WSF untuk tanaman padi yang dilaksanakan oleh PT WSF International di Desa Panyirapan, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, dan di Desa Jati baru, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang. Kunjungan dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2006.

Setelah melakukan peninjauan ke kedua demplot PT WSF tersebut dan mendengarkan penjelasan dari penemunya, kesimpulan kami dari IPB adalah “mungkin” pupuk WSF dapat meningkatkan produksi padi. Secara visual, tanaman padi yang “diberi perlakuan” pupuk WSF “lebih baik” tumbuhnya. Namun, data penelitian tertulis, yang dilakukan menurut kaidah penelitian yang benar tidak tersedia.

Di kedua lokasi demplot tersebut, “perlakuan kontrol” tidak ada sehingga pengaruh penggunaan pupuk WSF tidak bisa dibandingkan tanpa penggunaan WSF. Demikian pula ulangan perlakuan tidak ada. Semua hal ini adalah mutlak harus ada untuk penelitian ilmiah. Di lain pihak penanaman padi di kedua lokasi ini baru untuk pertama kali, tetapi data mengenai peningkatan produksi, peningkatan rendemen, pengurangan beras patah sudah diperoleh.

Berdasarkan hal ini, sesuai dengan permintaan Ir Ciputra kepada Wakil Rektor IPB Bidang Kerja Sama, IPB diminta untuk membantu melakukan pengujian pupuk WSF secara ilmiah. Hal ini untuk menjawab apakah betul pupuk WSF ini secara ilmiah benar-benar dapat meningkatkan produksi padi.

Harus bersabar

Tentu semua pihak akan sangat berbahagia dan berbangga dengan temuan anak bangsa ini bila pupuk WSF ini benar-benar dapat meningkatkan produksi padi. Untuk menjawab berbagai macam pertanyaan dan memastikan apakah pupuk WSF ini benar-benar dapat meningkatkan produksi padi, dan menghilangkan keragu-raguan bahkan cemoohan, tiada jalan lain yang dapat dilakukan produsen dan pendukung WSF adalah melakukan penelitian secara ilmiah yang memenuhi persyaratan multilokasi sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.

Setelah itu baru pupuk WSF ini dianjurkan kepada petani. Lembaga yang berkompeten melakukan penelitian ini tentunya perguruan tinggi dan lembaga penelitian pertanian yang memenuhi syarat baik dari sumber daya manusianya maupun dari sarana pendukungnya seperti laboratorium dan peralatan.

Memang hal ini akan memakan waktu paling tak sekitar empat bulan dan memerlukan biaya yang memadai, tetapi mau tidak mau hal ini mutlak harus dilakukan.

Lebih baik kita bersabar dari pada kita mencelakakan banyak pihak terutama petani yang sudah sangat menderita saat ini. Bila tidak demikian, maka persoalan, kontroversi dan keragu- raguan bahkan tuduhan “penipuan” dapat saja dilayangkan kepada produsen dan pendukung pupuk WSF ini.

Mudah-mudahan hal ini dapat memberikan penjelasan mengenai kontroversi pupuk WSF dan mencari jalan keluar yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan ini, demi kita semua. Bila betul WSF dapat meningkatkan produksi padi, bukan penemunya saja yang gembira, tetapi semua anak bangsa akan berbangga, tetapi hal sebaliknya juga bisa terjadi. Bila pupuk ini tak sesuai dengan claim yang selalu didengung-dengungkan oleh penemu dan pendukungnya, maka makian, umpatan, bahkan lebih dari itu akan terjadi.

Semoga kita mau bersabar dan berpikir serta mengambil keputusan berdasarkan kaidah ilmiah. Kita tidak hidup dalam Republik Mimpi seperti yang ditayangkan di televisi. Mari kita semua berpikir dan bertindak dengan menggunakan nalar dan akal sehat kita.

Iswandi Anas, Guru Besar Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor

Sumber: Kompas, 09/09/06

Explore posts in the same categories: Artikel, Iptek

28 Comments on “Pupuk WSF, Pupuk Ajaib “Republik Mimpi”?”

  1. konyol Says:

    saya punya file Pak Roy ttg tanggapan kontroversi ini, sayangnya blum keluar di blog saya. ;(

  2. agus Says:

    Gimana mengetahui pupuk WSF dan sifatnya gimana? ada efeknya nggak

  3. fathul Says:

    minta web site nya pak umar hasan saputra


  4. Kami ada program kredit ketahanan pangan di Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara masing masing 250 Ha.
    Juga ada program BULOG on Farm di Cilacap, Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara masing masing 100 Ha.
    Mohon dapat presentasi kepada kami, kesulitannya petani belum memiliki alat sprayingnya. Tks.

  5. NURUCI FIRMANSAH Says:

    Kepada Yth. Bpk. Bambang Suharto

    Jika boleh kami ingin mendapatkan no telp bapak agar kita bisa berkomunikasi. terimakasih.
    Kami akan ajak prisiple untuk presentasi di tempat bapak.

    Kontact kami
    022 7002 0207
    0817 215 390
    0888 6378 666

  6. FIRMAN Says:

    Pak bambang kami ingin komunikasi dengan bapak mohon beri no hp bapak. terimakasih. kami akan ajak prisiple utk ketemu bapak.


  7. to Pak Firmansyah, tadi siang sy coba kontak ke no tsb, tapi kenapa tidak aktif semua (tdk bs dihubungi). No. sy 085227258489. Saya tunggu.

  8. gariyot Says:

    Nama besar Roy Sembel dipertaruhkan


  9. […] Jakarta, Kompas – Produk water stimulating feed atau WSF yang diklaim penemunya sebagai pupuk majemuk lengkap sampai sekarang belum memiliki izin resmi dari Departemen Pertanian. Oleh karena itu, peredarannya secara komersial melanggar aturan hukum. […]

  10. phy Says:

    kalo mau, bapak baca aja SEVEN SCHRATES FROM HEAVEN atau 7 goresan dari langit
    Itu penerbitnya KLINIK MIPA.. yang NULIS PENEMU WSF

    BUKU ITU SAYA TEMUI PERTAMA KALI DI ACARA WORLD AQUACULTURE SOSIETY DI BALI MEI, 2005…
    saya hanya ingin berkomentar… yang dimaksud ilmiah itu kayak apa???
    apakah kita masih mau menuruti definisi ilmiah secara subjektif dan turun menurun.
    kalo menurut saya pak, penelitian pak umar itu sudah lama… dan mungkin saja sudah ilmiah, walaupun definisi ilmiahnya berbeda dengan definisi bapak……

  11. pj Says:

    Saya mendukung pandangan kritis Prof Anas terhadap produk saputra ini. Pertama, pemberitaannya sangat bombastis dan penuh dengan bumbu bahasa2 yg aneh2, spt “nutrisi”, “starter”, yang berpotensi menyesatkan. Semula saya menduga ada zat pengatur tumbuh tertentu yang ditambahkan (atau bahkan hormon utk manusia!) tapi tampaknya tidak.
    Kedua, bukti2 yg disampaikan adalah bukti yang disampaikan petani dan, ternyata memang benar dari penjelasan Pak Anas, tidak dilakukan menurut metode ilmiah objektif yang sudah diterima masyarakat pertanian nasional dan internasional. Memalukan dong, kalau sudah terlanjur gembar-gembor “pantas dapat hadiah nobel” akhirnya malah ditertawakan orang banyak. Sudah begitu, menipu petani lagi. Saya punya pengalaman tentang “kata petani” ini, yang ketika diuji secara objektif memang tidak terbukti.
    Saya mohon, pihak produsen saputra mawas diri, jangan terlalu gegabah. Nama baik anda dan nasib petani indonesia jadi taruhan.

  12. andi Says:

    mestinya yang mau komentar mencoba dulu itu nutrisi. kalau ternyata gak ada hasil baru di ekspose. kalau asal komentar kutip sana sini itu mah gampang. copy paste aja hahaha.

    kalau mau coba korban duit 100rb buat beli nutrisi saputra trus siram ketanaman situ yang udah kurus atau mau mati. tunggu sebulan ada perubahan gak… sukur2 mau coba satu hektar tanaman tambah manteb tuh….

  13. Soni Says:

    Di Republik ini banyak mengherankan ketika Peraturan tentang Pupuk cukup jelas tertera di PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PUPUK BUDIDAYA TANAMAN bahwa setiap pupuk harus memenuhi syarat Uji Mutu dan Efektivitas kemudian didaftarkan di Departemen Pertanian. Kok ini malah Presiden repot-repot intervensi dengan “mendukung” pupuk yang belum memenuhi syarat Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang Budidaya Tanaman ?

    Perlakuan pemerintah yang sama atas semua pupuk, termasuk kepada pupuk yang selama ini beredar juga sudah banyak yang mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi hasil uji lembaga kompeten kok malah ngak dikembangkan? Sebaiknya semua pihak taat azas, silahkan banyak produk hebat namun “kehebatannya” agar diuji secara objektif sebagaimana diterapkan pada pupuk jenis dan merk lainnya selama ini oleh Departemen Pertanian -sebagai regulator pupuk.

    Maka dengan ini saya mendukung opini IPB agar semua pihak bersabar sampai WSF atau apapun namanya mendapat uji mutu dan uji Efektivitas di Lembaga Terakreditasi, baru sampaikan hasilnya kepada masyarakat. Jika hanya karena kekuatan dana iklan dan kampanye dari seorang Konglomerat, merk akan hancur sendiri oleh fakta-fakta di lapangan jika tidak sesuai nantinya dan yang lebih rugi adalah ketidakpercayaan para petani dan pengusaha agribisnis setelah isyu tanam modal di Qisar, dll.

  14. Agus Says:

    Kami sebagai produsen pupuk – yang telah memenuhi syarat uji mutu dan Uji Efektivitas di berbagai Lembaga seperti Balitpadi, BaliKakao, Balit Kina dan Teh dan terbukti meningkatkan efektivitas dan efisiensi mau meminta dukungan Pak Ciputra agar produk kami juga dikenal masyarakat.

    Kami memerlukan biaya iklan dengan mengoirganisir media massa, juga akses kepada Presiden serta berbagai Bupati agar mereka mau menggunakan dulu dan jika tidak sesuai kami bersedia untuk tidak dibayar. Maukah ada Konglomerat lain memberi bantuan, mungkin akan didapatkan nama beken sebagai figur yang memebrei perhatian pada masalah nasional akan ketahanan pangan. Saya yakin, di Indonesia ini, setiap produk yang disupport Pejabat, seperti halnya QSAR, Ad Farm, Urea, Pupuk Tablet dan banyak lagi yang di masa lalu mendapat perhatian Presiden dan Pejabat akan cepat dikenal – walaupun berujung tidak membahagiakan petani. Maka, dengan produk kami yang sudah teruji di Lab dan lapangan memerlukan pejabat dan konglomerat yang mau bantu.

  15. Mawardi Says:

    Wah rame…………………saya tertarik dengan komentar sdr Agus. Kami bersedia memberi nama produk kami yang telah beredar 10 tahun dan memenuhi peraturan PP dan Undang-Undang jadi merk saputra atau nama Presiden asal ada dukungan timbal balik dong……………Kan zaman Pak Harto juga beliau rela mendukung pupuk urea tablet yang membuat beliau terkenal memberi perhatian pada petani kita ?

    Mungkinkah ada yang mau numpang beken atas produk kami yang telkah teruji dengan bersedia mendukung promosi dan penempatan produk di berbagai lokasi petani ? Mari kita imbal balik secara sepadan !


  16. Perusahaan kami bersedia memberikan kredit untuk pemakaian/penggunaan pupuk tsb dg luas lahan pertanian minimimal 1000 ha dg pembayaran setelah panen.
    Peminat dapat mengubungi saya di HP.08881814996

  17. yanti Says:

    kirimin data yangsebanyak-banyaknya tentang wsf donk. aku perlu banget buat karya tulis. tolong ya……….

  18. hardy Says:

    emang bener wsf sebegitu ajaib!?saya sangat ragu,emang sudah dilakukan percobaan berapa kali, berapa lama, berapa lokasi, dll. mohon informasinya yang sangat ilmiah?terimakasih

  19. gele Says:

    jangan gengsi kalau ini memang temuan yang bagus knapa tidak di terima dengan tangan terbuka, tetapidengan syarat telah diuji bersama terlebih dahulu -agronomi

  20. Lutfi Says:

    bagaimana cara order SN dengan sistem taruh barang atau bayar setelah panen, apakah bisa dengan cara seperti itu??saya sangat berminat setelah memperoleh info dari media cetak Jawa Pos. Saya juga ingin mengabdikan diri pada negara untuk mensejahterakan masyarakat luas khususnya Bangsa Indonesia. Tolong perhatiannya.Terima kasih.

  21. Lutfi Says:

    Bagaimana cara untuk order SN dengan sistem taruh barang atau bayar setelah panen dengan harga dasar atau tidak menyengsarakan para petani, apakah bisa??Saya sangat tertarik dan berminat untuk mengabdikan diri pada negara untuk mensejahterakan masyarakat luas khususnya masyarakat Bangsa Indonesia. Tolong perhatiannya.Terima kasih.

  22. jack Says:

    wah kalo bener2 bisa bikin kaya’ gitu, gimana kalo dicoba aja ditempat saya di Gunung kidul. Kira-kira bisa Ngga’ Gunung Kidul nantinya jadi Importir Jagung terbesar ?

  23. wise. jr Says:

    Apakah saat ini sudah ada apa belum riset penelitian yang resmi dilakukan seperti jurnal atau prosiding. klo ada tolong cantumkan ke saya, untuk dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.

  24. gia / okto Says:

    pertama-tama saya ucapkan banyak terima kasih untuk bpk. Umar Saputra atas penemuannya yang dahsat ini. kami telah melakukan ujicoba (demplot) saya sanggat bangga karena hasil yang kami dapat sangat luat biasa. kami telah mencoba padi yang meningkat 2kali lipat. terong yang besarnya 2kali lipat dengan masa panen yang lebih cepat. timun, karet, ikan. sungguh luar biasa.
    jika ada yang berminat :
    hub : Okto :70170206
    (kami bisa mempresentasikan hasil penemuan ini, foto, liputan dan hasil dempot )

  25. edi Says:

    apakah musim tanam berikutnya hasil nya sama ? karna menurut Deptan akan menguras unsur hara untuk skali tanam sih ok bgmn untuk kelanjutan nya ? di tunggu info musim tanam berikut.

  26. Sasra Says:

    Pake tanaman padi jenis varietas apa dulu? beda lho produktifitas padi varietas Ciherang dg IR-64, Cibogo atau lain-lainnya, semua khan tergantung kapasitas genetik tanaman. kayak manusia aja kebanyakan nutrisi malah rapuh. Kalau acuannya padi Ciherang lalu yang diuji padi IR-64 yah beda jauh lah.

  27. andy Says:

    Siapa yang butuh produk Nutrisi saputra khususnya di daerah sumatera selatan silahkan hubungi 0711-353518/07117903555, kami siap membantu anda. dengan harga yang kompetitif.

  28. knitl4 Says:

    Hi all!
    Certain people die from all kinds of products.Did you know that any product we use, causes harm to our body no matter what they try to convince you of it. buying online in australia
    Goodluck!!!
    ____________________________
    [url=http://buycialisl.edmedpills.info/site_map.html] over the counter[/url] 🙂


Leave a reply to Zafrullah Eddy Cancel reply